Friday, June 30, 2017

Stoikiometri Reaksi

by

Stoikiometri Reaksi

Dalam reaksi kimia, jumlah reaktan-reaktan yang bereaksi kadang tidak sesuai dengan jumlah stoikiometrik reaksi (tidak sesuai dengan perbandingan koefisien pada persamaan reaksi setara). Oleh karena itu, akan ada reaktan yang habis bereaksi terlebih dahulu dibanding reaktan lainnya. Reaktan yang masih tersisa setelah bereaksi disebut sebagai pereaksi berlebih. Reaktan yang habis duluan itu disebut sebagai pereaksi pembatas. Setelah pereaksi pembatas habis, tidak ada lagi produk reaksi yang terbentuk. Jadi, jumlah pereaksi pembatas menentukan jumlah produk yang dihasilkan.

Contoh Soal Stoikiometri

Logam alkali (golongan 1) bereaksi dengan halogen (golongan 17) membentuk senyawa ionik logam halida. Berapa gram kalium klorida yang terbentuk dari reaksi 5,25 L gas klorin pada tekanan 0,950 atm dan temperatur 293 K dengan 17,0 g kalium?

Jawab:

Persamaan Reaksi Kimia

by
Persamaan reaksi kimia adalah pernyataan yang ditulis dengan rumus molekuler yang memberikan informasi identitas dan kuantitas zat-zat yang terlibat dalam suatu perubahan kimia ataupun fisika. Semua zat yang bereaksi, disebut pereaksi/reaktan, ditempatkan di sebelah kiri tanda panah, yang arah panahnya ke kanan menunjuk pada produk, yakni semua zat yang dihasilkan dari reaksi.
Dalam persamaan reaksi, dikenal koefisien reaksi, yaitu bilangan yang berada di sebelah kiri rumus molekuler untuk mengalikan semua atom dalam rumus molekuler tersebut. Perbandingan koefisien-koefisien reaksi dapat diinterpretasi sebagai perbandingan mol zat-zat dalam reaksi. Pada setiap reaktan dan produk, dituliskan wujud zatnya (s (padat), l (cair), g (gas), atau aq (larutan dengan pelarut air)) dalam tanda kurung di sebelah kanan rumus molekuler masing-masing.
Contoh persamaan reaksi kimia setara:

Contoh langkah-langkah menyetarakan persamaan reaksi:
1.
2.
3.
4.
Lanjutkan materi

Pereaksi Pembatas

by

Hitungan Kimia

Penentuan jumlah pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi harus diperhitungkan dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang diketahui harus diubah ke dalam bentuk mol. Metode ini disebut metode pendekatan mol.

Pereaksi Pembatas

Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang dicampurkan tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti bahwa ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu.
Pereaksi demikian disebut pereaksi pembatas. Bagaimana hal ini dapat terjadi?
X + 2Y –> XY2
Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi, satu mol zat X membutuhkan dua mol zat Y. Gambar di atas menunjukkan bahwa tiga molekul zat X direaksikan dengan empat molekul zat Y. Setelah reaksi berlangsung, banyaknya molekul zat X yang bereaksi hanya dua molekul dan satu molekul tersisa. Sementara itu, empat molekul zat Y habis bereaksi. Maka zat Y ini disebut pereaksi pembatas. Pereaksi pembatas merupakan reaktan yang habis bereaksi dan tidak bersisa di akhir reaksi.
Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi semua mol reaktan dengan koefisiennya, lalu pereaksi yang mempunyai nilai hasil bagi terkecil merupakan pereaksi pembatas.

contoh soal
Diketahui reaksi sebagai berikut:
 S(s) + 3F2(g) –> SF6(g).
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2, tentukan:
a. Berapa mol SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?

Jawab:

S + 3 F2 –> SF6

Dari koefisien reaksi menunjukkan bahwa 1 mol S membutuhkan 3 mol F2. Kemungkinan yang terjadi sebagai berikut.

a. Jika semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan: 3/1  x  2 mol = 6 mol F2
Hal ini memungkinkan karena F2 tersedia 10 mol.

b. Jika semua F2 habis bereaksi maka S yang dibutuhkan: 1/3  x  10 mol = 3,33 mol S
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol.

Jadi, yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S!

Banyaknya mol SF6 yang terbentuk = x mol S.
a. Mol SF6 = 1 x 2 mol = 2 mol
b. Zat yang tersisa F2, sebanyak = 10 mol – 6 mol = 4 mol F2

Lanjutkan materi

Menentukan Rumus Kimia Hidrat (Air Kristal)

by
Menentukan Rumus Kimia Hidrat (Air Kristal)


Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O). Rumus kimia senyawa kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya penentuan rumus hidrat merupakan penentuan jumlah molekul air kristal (H2O) atau nilai x. Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai berikut.
Rumus kimia senyawa kristal padat: x . H2O
Sebagai contoh garam kalsium sulfat, memiliki rumus kimia CaSO4 . 2H2O, artinya dalam setiap satu mol CaSO4 terdapat 2 mol H2O.

Contoh Soal

1. Sebanyak 5 g tembaga (II) sulfat hidrat dipanaskan sampai semua air kristalnya menguap. Massa tembaga (II) sulfat padat yang terbentuk 3,20 g. Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar : Cu = 63,5 ; S = 32 ; O = 16 ; H = 1)

Jawab:

Langkah-langkah penentuan rumus hidrat:
a. Misalkan rumus hidrat CuSO4 . x H2O.
b. Tulis persamaan reaksinya.
c. Tentukan mol zat sebelum dan sesudah reaksi.
d. Hitung nilai x, dengan menggunakan perbandingan mol CuSO4 : mol H2O.

CuSO4 . xH2O(s) –> CuSO4(s) + xH2O
5 g                                   3,2 g        1,8 g

mol CuSO4(s) = 3,2 g / 159,6 = 0,02
mol H2O         = 1,8 g / 18 = 0,10

Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O  = 0.02 : 0,10.
Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = 1 : 5.
Jadi, rumus hidrat dari tembaga(II) sulfat yaitu CuSO4 . 5H2O.

Lanjutkan materi

Penentuan Rumus Empiris dan Rumus Molekul

by
Penentuan Rumus Empiris dan Rumus Molekul


Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan jumlah relatif masingmasing unsur yang terdapat dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat ditunjukkan dengan angka indeks.
Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan rumus molekul.
”Rumus empiris, rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom atom dari unsur-unsur yang menyusun senyawa”.
”Rumus molekul, rumus yamg menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa”.

Rumus Molekul         =   ( Rumus Empiris )n
Mr Rumus Molekul    =   n x (Mr Rumus Empiris
n = bilangan bulat

Penentuan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa dapat ditempuh dengan langkah berikut.
1. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa,
2. Ubah ke satuan mol,
3. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris,
4. Cari rumus molekul dengan cara: (Mr rumus empiris)n = Mr rumus molekul, n dapat dihitung,
5. Kalikan n yang diperoleh dari hitungan dengan rumus empiris.

Contoh Soal:
Suatu senyawa terdiri dari 60% karbon, 5% hidrogen, dan sisanya nitrogen. Mr senyawa itu = 80 (Ar : C = 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa itu!

Jawab:

Persentase nitrogen = 100% – ( 60% + 5% ) = 35%.
Misal massa senyawa = 100 g
Maka massa C : H : N = 60 : 5 : 35
Perbandingan mol C : mol H : mol N = 5 : 5 : 2,5 = 2 : 2 :1

Maka rumus empiris = (C2H2N)n. (Mr rumus empiris)n = Mr rumus molekul
(C2H2N)n        = 80
(24 + 2 + 14)n = 80
40n = 80
n = 2
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut = (C2H2N)2 = C4H4N2.

Lanjutkan Materi

Stoikiometri (3)

by



5. konversi gas pada suhu dan tekanan yang sama
Menurut hukum Avogadro, perbandingan gas-gas yang jumlah molnya sama memiliki volume sama. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.
V1/V2 =n1/n2
Di mana:
n1 = mol gas 1 V1 = volume gas 1
n2 = mol gas 2 V2 = volume gas 2

Contoh Soal:

Pada suhu dan tekanan tertentu, gas N2  direaksikan dengan gas H2  menjadi gas NH3. Jika gas H2 yang bereaksi sebanyak 6 × 1023  molekul, berapakah jumlah molekul NH3 yang terbentuk?

Jawab:

Pada P dan T sama, volume gas-gas yang sama mempunyai jumlah molekul yang sama
3H2 (g) + N2 (g) => 2NH3 (g)
3 v : 1 v : 2 v
Dalam 3 volume H2  terkandung 6 × 1023 molekul,
maka dalam 2 volume NH2  terkandung:
(2 v/ 3 v ) × 6 ×1023 molekul H2 = (2/3)  x 6 ×1023 = 4 × 1023 molekul
Jadi Jumlah molekul NH3 = 4 × 1023 molekul
 
6. Molaritas (M)
Banyaknya zat yang terdapat dalam suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam molaritas (M). Molaritas menyatakan banyaknya mol zat dalam 1 L larutan. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut.
Di mana:
M            = molaritas (satuan M)
massa = dalam satuan g
Mr          = massa molar (satuan g/mol)
V             = volume (satuan mL)

Contoh Soal:


Tentukan molaritas dari larutan yang terdiri atas 17,1 gram gula pasir (C12H22O11) dalam 0,25 liter larutan.
Jawab:
Diketahui:
massa = 17,1 gr
Mr. C12H22O11 = 342 gr/mol
V = 0,25 L
Ditanyakan: M = ?
Penyelesaian:
Jumlah mol C12H22O11 = massa/Mr
Jumlah mol C12H22O11 = 17,1 gr /(342 gr/mol)
Jumlah mol C12H22O11 = 0,05 mol
M = jumlah mol/V
M = 0,05 mol/0,25 L
M = 0,2 mol/L

Lanjutkan materi

Thursday, June 29, 2017

Stoikiometri (2)

by
 2. Massa Molekul Relatif (Mr)
Molekul merupakan gabungan dari beberapa unsur dengan perbandingan tertentu. Unsur-unsur yang sama bergabung membentuk molekul unsur, sedangkan unsur-unsur yang berbeda membentuk molekul  senyawa. Massa molekul unsur atau senyawa dinyatakan oleh massa molekul (Mr). Massa molekul relatif adalah perbandingan massa molekul unsur atau
senyawa terhadap 1/12 x massa atom C–12. Secara matematis dapat dinyatakan:

Contoh Soal :

Tentukan Mr H2O apabila diketahui Ar H= 1, dan Ar O = 16.


3. Konsep Mol
 Dalam sistem SI, satu mol didefinisikan sebagai jumlah dari materi yang terdiri dari entitas-entitas (atom-atom, molekul-molekul, atau partikel-partikel lainnya) sejumlah jumlah atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12. Nilai jumlah atom tersebut adalah 6,022×1023 yang disebut bilangan Avogadro, NA. jadi dalam satu mol suatu zat terdapat 6,022 x 1023 partikel. Nilai 6,022 x 1023 partikel per mol disebut sebagai tetapan Avogadro, dengan lambang L atau N.

4. Hukum Avogadro

hukum Avogadro yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas yang sama mengandung jumlah molekul yang sama atau banyaknya mol dari tiap-tiap gas volumenya sama. Berdasarkan hukum tersebut berlaku volume 1 mol setiap gas dalam keadaan standar (suhu 0° C dan tekanan 1 atm) sebagai berikut.
Volome gas dalam keadaan standar = 22,4 L


contoh soal:
1. Berapa volume gas CO2 yang massanya 22 g (Ar : C = 12, O = 16) jika diukur pada
tekanan 1 atm? (Mr CO2 = 44)


Lanjutkan Materi

Stoikiometri (1)

by

Stoikiometri

 

Stoikiometri adalah dasar perhitungan kimia yang menyatakan relasi kuantitatif rumus kimia dan persamaan kimia

Konsep Mol dan Massa Molar (})



Massa molar, }, didefinisikan sebagai massa dari 1 mol entitas (atom, ion, molekul, unit formula) dari materi. Satuan dari massa molar (}) adalah gram/mol.
  m = n
N  =  n. NA


1. Massa Atom Relatif (Ar)

Para ahli menggunakan isotop karbon C–12 sebagai standar dengan massa atom relatif sebesar 12. Massa atom relatif menyatakan perbandingan massa rata-rata satu atom suatu unsur terhadap 1/12 massa atom C–12. Atau dapat dituliskan:
1 satuan massa atom (amu) = 1/12 massa 1 atom C–12

Contoh:

Massa atom rata-rata oksigen 1,33 kali lebih besar dari pada massa atom karbon –12.
Maka: Ar O = 1,33 –> Ar C–12
= 1,33  –> 12
= 15,96

Para ahli membandingkan massa atom yang berbeda-beda, menggunakan skala massa atom relatif dengan lambang ”Ar”.
Para ahli memutuskan untuk menggunakan C–12 atau isotop 12C karena mempunyai kestabilan inti yang inert dibanding atom lainnya. Isotop atom C–12 mempunyai massa atom 12 sma. Satu sma sama dengan 1,6605655 x 10–24 g. Dengan digunakannya isotop 12C sebagai standar maka dapat ditentukan massa atom unsur yang lain.
Massa atom relatif suatu unsur (Ar) adalah bilangan yang menyatakan perbandingan massa satu atom unsur tersebut dengan 1/12 massa satu atom C–12.

ArX = ( massa atom rata – rata X ) / ( 1/12 massa atom karbon – 12 )


Contoh Soal

Jika diketahui massa 1 atom oksigen 2,70 x 10–23 g, berapakah Ar atom O jika massa atom C 1,99 x 10–23 g?


lanjutan




Soal Volume Molar

by
1. Berapa volume gas CO2 yang massanya 22 g (Ar : C = 12, O = 16) jika diukur pada
tekanan 1 atm? (Mr CO2 = 44)

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

by

Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat elektrolit. Sedangkan zat elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air terurai membentuk ion-ionnya. Zat elektrolit yang terurai sempurna di dalam air disebut elektrolit kuat dan larutan yang dibentuknya disebut larutan elektrolit kuat. Zat elektrolit yang hanya terurai sebagian membentuk ion-ionnya di dalam air disebut elektrolit lemah dan larutan yang dibentuknya disebut larutan elektrolit lemah.
Larutan Non-Elektrolit
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit. Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.

Jenis – jenis larutan berdasrkan daya hantar listrik
  1. Larutan elektrolit kuat
  2. Larutan elektrolit lemah
  3. Larutan non elektrolit

Tabel 1.1: Perbedaan sifat larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit
Jenis Larutan
Sifat dan Pengamatan Lain
Contoh Senyawa
Reaksi Ionisasi
Elektrolit Kuat – terionisasi sempurna
– menghantarkan arus listrik
– lampu menyala terang
– terdapat gelembung gas
NaCl, HCl,
NaOH,
H2SO4,KCl
NaCl  Na+ + Cl
NaOH  Na+ + OH
H2SO4  2 H+ + SO42-
KCl  K+ + Cl
Elektrolit Lemah – terionisasi sebagian
– menghantarkan arus listrik
– lampu menyala redup
– terdapat gelembung gas
NH4OH,
HCN, Al(OH)3
NH4OH  NH4+ +OH
HCN  H+ + CN
Al(OH)3  Al3+ + 3OH
Non Elektrolit – tidak terionisasi
– tidak menghantarkan listrik
– lampu tidak menyala
– tidak terdapat gelembung gas
C6H12O6, C12H22O11,
CO(NH2)2 C2H5OH
C6H12O6,C12H22O11,
CO(NH2)2C2H5OH

CARA LARUTAN ELEKTROLIT MENGHANTARKAN ARUS LISTRIK
Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik melalui larutan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada larutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq)          →        H+(aq) + Cl  (aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2 (g)
Reaksi oksidasi : 2Cl – (aq) → Cl2(g) + 2e-
Larutan elektrolit terdiri dari larutan elektrolit kuat contohnya HCl, H2SO4, dan larutan elektrolit lemah contohnya CH3COOH, NH3, H2S. Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar). Zat elektrolit yang terurai dalam air menjadi ion-ion . Beberapa contoh zat elektrolit tersebut adalah sebagai berikut:
NaCl (aq)                     →        Na+ (aq) + Cl (aq)
HCl (aq)                       →        H+ (aq) + Cl (aq)
H2SO4 (aq)                   →        2 H+ (aq) + SO4 2- (aq)
NaOH (aq)                   →        Na+ (aq) + OH (aq)
CH3COOH (aq )           →        CH3COO  (aq) + H+ (aq)
Zat non elektrolit yang tidak terurai menjadi ion-ion, tapi tetap berupa molekul. Contohnya:
C2H5OH (l)                   →        C2H5OH (aq)
CO(NH2)2 (s)               →        CO(NH2)2 (aq)

HUBUNGAN KEELEKTROLITAN DENGAN IKATAN KIMIA

 Senyawa Ion
Sebagai contoh dari kegiatan percobaan yang tergolong larutan elektrolit yang berikatan ion adalah garam dapur. Dapatkah Anda membedakan daya hantar listrik untuk garam pada saat kristal, lelehan dan larutan? Cobalah perhatikan uraian berikut. NaCl adalah senyawa ion, jika dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat, sehingga tidak bebas bergerak. Jadi dalam keadaan kristal (padatan) senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik, tetapi jika garam yang berikatan ion tersebut dalam keadaan lelehan atau larutan, maka ion-ionnya akan bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan listrik. Pada saat senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat akan tertarik oleh molekul-molekul air dan air akan menyusup di sela-sela butir-butir ion tersebut (proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan bergerak bebas dalam larutan seperti diperlihatkan pada Gambar 1.4.
Reaksi pelarutan NaCl padat di dalam air meghasilkan ion-ion Na+ dan ion-ion Cl  yang masing-masing berikatan dengan molekul-molekul air.
NaCl (s) + air à           Na+ (aq) + Cl(aq)
Gambar 1.4       Proses pelarutan NaCl padat di dalam air

3.2       Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen terbagi atas:
    1.  senyawa kovalen non polar, contoh : F2, Cl2, Br2, I2, CH4
    2.  senyawa kovalen polar, contoh: HCl, HBr, HI, NH3.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa hanya senyawa yang berikatan kovalen polar yang dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimanakah hal ini dapat dijelaskan?
Kalau kita perhatikan, bahwa HCl merupakan senyawa kovalen diatomik yang bersifat polar, pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektronegatif dibanding dengan atom H. Akibatnya pada HCl, atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif.
Reaksi ionisasinya adalah sebagai berikut :
HCL(aq)           –>      H+(aq) +  Cl(aq)
Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas.

 

 

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

by

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur 

I.PERKEMBANGAN MODEL ATOM

•Model atom Dalton
oAtom merupakan partikel terkecil dari materi
oAtom tidak dapat diubah menjadi atom lain
oBerbentuk bola kosong / bola pejal yang tidak memiliki muatan
Kelemahan Model Atom Dalton :
Menurut teori atom Dalton nomor 5, tidak ada atom yang berubah akibat reaksi kimia. Kini ternyata dengan reaksi kimia nuklir, suatu atom dapat berubah menjadi atom lain.
 

•Model atom Thomson
oAtom merupakan bola yang bermuatan positif dengan elektron tersebar di dalam bola

oElektron merupakan partikel terkecil dari materi
oModel atom disebut “roti kismis”

•Model atom Rutherford
oAtom mempunyai inti atom yang merupakan pusat atom dimana terletak muatan positif.
oElektron beredar mengelilingi inti atom
oAtom bersifat netral
•Model atom Bohr
oElektron beredar pada lintasan yang disebut kulit-kulit elektron
oLintasan-lintasan elektron tersebut mempunyai tingkat-tingkat energi dimana lintasan terdekat inti mempunyai energi terendah
oElektron-elektron dapat berpindah-pindah lintasan dengan memancarkan atau menyerap energi.
Kelemahan Model Atom Rutherford :
  • Ketidakmampuan untuk menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom akibat gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron.
  • Menurut teori Maxwell, jika elektron sebagai partikel bermuatan mengitari inti yang memiliki muatan yang berlawanan maka lintasannya akan berbentuk spiral dan akan kehilangan tenaga/energi dalam bentuk radiasi sehingga akhirnya jatuh ke inti.

•Model atom Mekanika Gelombang
OLintasan-lintasan elektron berupa ‘awan elektron” dimana letak elektron berada pada lapisan “awan
elektron”
 
 
 
 
 
 
 
II. PROTON, ELEKTRON & NEUTRON
Proton =  Z (No. Atom)
Elektron = Z (No. Atom) ± Muatan (berkebalikan)
Neutron =  A – Z (No. Massa – No. Atom)

III. ISOTOP, ISOBAR & ISOTON
•Isotop → unsur-unsur yang mempunyai nomor atom sama tetapi nomor massanya berbeda
•Isobar → unsur-unsur yang mempunyai nomor atom berbeda tetapi nomor massanya sama
•Isoton → unsur-unsur yang mempunyai jumlah neutron sama
•Perhitungan Isotop 
[ Ar = x%. Ar1 + (100 - x ) % Ar2 ]

IV. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK
•Logam & non logam
•Triade Dobereiner
oUnsur-unsur yang ada dikelompokkan menjadi satu kelompok yang terdiri dari 3 unsur yang mempunyai sifat-sifat yang sama.

•Hukum Oktaf Newlands
oUnsur-unsur dikelompokkan menjadi 7 dimana unsur ke 1 sifatnya mirip dengan unsur ke 8, unsur ke  2 sifatnya mirip dengan unsur ke 9 dan seterusnya
                                                                          .
•Sistem Periodik Mendeleyev
oMerupakan awal terbentuknya sistem periodik modern.
oUnsur-unsur dibagi dalam lajur vertikal yang disebut golongan dimana unsur-unsur tersebut mempunyai sifat yang sama, secara horisontal unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom.
oMendeleyev mengosongkan tempat-tempat yang belum ditemukan unsurnya bahkan sudah diramalkan sifat-sifat fisika dan kimia dari unsur yang belum diketahui tersebut.

•Sistem Periodik Modern
oDibagi 2 lajur, yaitu:
Lajur horisontal
Disebut periode, unsur-unsur disusun  berdasarkan kenaikan nomor atom dan terdiri dari 7 periode
Lajur vertikal
Disebut golongan, unsur-unsur dalam satu golongan mempunyai sifat-sifat kimia yang sama.

Golongan dibedakan atas golongan utama (A) dan golongan transisi (B)
Golongan I A → Alkali (logam)
Golongan II A → Alkali tanah (logam)
Golongan III A → Boron (logam & non logam)
Golongan IV A → Karbon (logam & non logam)
Golongan V A → Nitrogen (logam & non logam)
Golongan VI A → Oksigen (logam & non logam)
Golongan VII A → Halogen (non logam)
Golongan VIII A → Gas mulia (non logam)

V.KONFIGURASI ELEKTRON & MENENTUKAN PERIODE DAN GOLONGAN
•Angka yang dipergunakan yaitu : 2, 8, 18 dan 32
•Angka sisa yang diperbolehkan : 1 – 8
•Periode : Jumlah kulit
•Golongan : Jumlah elektron valensi (jumlah elektron pada kulit terakhir)
•Cth: 11Na = 2) 8) 1) → Banyak kulit = 3 (menunjukkan periode), Elektron valensi = 1
(menunjukkan golongan) sehingga Na terletak pada golongan I A dengan periode 3.

VI. SIFAT PERIODIK UNSUR-UNSUR










VII. TABEL SISTEM PERIODIK UNSUR
VIII. TABEL UNSUR


















                                                                                            
IX. KONFIGURASI ELEKTRON
•Urutan Konfigurasi:
K         L     M      N       O        P        Q
1        2 2    3 3    4 3 4    5 4 5    6 4 5 6    7 5 6 7    → kulit
s        s p    s p    s d p    s d p    s  f d p    s  f d p    → sub kulit
[2He]    [10Ne]    [18Ar]    [36Kr]    [54Xe]    [86Rn]

•Aturan sub kulit:
s → berisi maks. 2 elektron
p → berisi maks.6 elektron
d → berisi maks.10 elektron
f → berisi maks.14 elektron

•Catatan:
Orbital d tidak boleh berisi 4 atau 9 elektron, jika 4 jumlahnya harus 5 dan jika 9 jumlahnya harus 10. Dapat ditambah dengan cara meminjam 1 elektron dari orbital sebelumnya.

X.  BILANGAN KUANTUM
•Bilangan kuantum merupakan bilangan yang menyatakan konsep orbital.
•Bilangan kuantum terdiri atas 4 bagian:

oBilangan kuantum utama
Menggambarkan kulit elektron / tingkat energi utama atau lintasan elektron. Simbol n

oBilangan kuantum azimut
Menggambarkan letak elektron dalam sub kulit. Simbol l
s → 0 (1 kotak)
p → 1 (3 kotak)
d → 2 (5 kotak)
f → 3 (7 kotak)

oBilangan kuantum magnetik
Menggambarkan letak elektron dalam sub-sub kulit atau orbital. Simbol m
s → 0
p → -1 s/d 1
d → -2 s/d 2
f → -3 s/d 3

oBilangan kuantum spin
Menunjukkan arah putaran elektron. Cara pengisian elektron per kotak dengan arah atas (↑) lebih dulu jika semua kotak sudah terisi elekron ↑ baru mulai mengisi ↓. Simbol s
↑ → s = +1/2    ↓ → s = -1/2

oContoh:
4d3         
↑    ↑    ↑       
n = 4    l = 2    m = 0    s = +1/2

          -2    -1      0       1        2   

XI. LETAK UNSUR DALAM SISTEM PERIODIK UNSUR
•Letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan dengan melihat bilangan kuantum elektron terakhir dari unsur tersebut
•Karakteristik orbital:

oXsY (s)                             ○   XdY (d)
Periode     : X                            Periode       : (X + 1)
Golongan : Y  A                        Golongan : (Y + 2)  B ( 8,9,10 = VIII    11 = I    12 = II)

oXpY (p)                             ○  XfY (f)     Periode    : X            Periode     : ( X+2)
Golongan    : (Y+2)  A             Golongan : III B

Soal Pembahasan Memahami Hakikat Ilmu Kimia

by
Soal Pembahasan Memahami Hakikat Ilmu Kimia
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu Kimia?
2. Bagaimana Tahapan-tahapan metode ilmiah?
3. Sebutkan dan jelaskan 3 lambang bahan di laboratorium

Wednesday, June 28, 2017

Tuesday, June 27, 2017

Arus Balik dan Teknologi

by
zulandri11.blogspot.co.id: Arus Balik
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan kesiapan layanan telekomunikasi untuk menyambut mudik dan Lebaran 2017 memiliki sejumlah perbedaan. Beberapa di antaranya terletak pada sisi jumlah mobile BTS dan kehadiran aplikasi untuk memperlancar mudik lebaran.
"Ada beberapa hal yang beda untuk mudik tahun ini, termasuk jumlah mobile BTS yang lebih banyak dan kehadiran aplikasi Ayo Mudik," tutur Rudiantara di kantor Kementerian Kominfo, Senin (19/6/2017).
Baca Juga
Pria yang akrab disapa Chief RA ini memerkirakan ada sekira 300 mobile BTS yang disiagakan seluruh operator seluler untuk mengatasi lonjakan trafik, naik dari sekira 200 mobile BTS pada tahun lalu. Semua unit mobile BTS itu ditempatkan di area berpotensi macet.
"Dengan semakin banyak mobile BTS dan jumlah peningkatannya (pemudik jalur darat, red.) yang jauh di bawah penumpang pesawat udara, diharapkan tidak ada banyak masalah nantinya," jelasnya.
Lebih lanjut, kehadiran aplikasi Ayo Mudik hasil kolaborasi Kementerian Kominfo dan startup Kudo, juga diharapkan dapat memperlancar mudik lebaran.
Ayo Mudik pada dasarnya merupakan aplikasi berbasis peta, yang dapat menyajikan informasi mengenai lokasi posko mudik insidental dari berbagai mitranya. Para pemudik juga akan mendapatkan kemudahan memperoleh berbagai informasi lain termasuk pos polisi, posko kesehatan, SPBU, dan masjid.
Secara keseluruhan, layanan telekomunikasi untuk mudik lebaran pada tahun ini diharapkan berjalan baik. Terlebih, berdasarkan uji petik kualitas jaringan, seluruh operator seluler siap melayani arus mudik, Lebaran, dan arus balik 2017.
Uji petik dilakukan terhadap kualitas jaringan semua operator seluler di semua titik keberangkatan mudik yaitu Jakarta, Batam dan Balikpapan, semua jalur mudik dan arus balik yaitu kereta api jalur utara dan selatan, jalur darat Jakarta - Lampung dan Jakarta - Semarang, serta semua titik kedatangan mudik yaitu Surabaya, Makassar, Medan, Padang, Bandung, Semarang dan Lampung. Hasilnya, semua berada di atas target yang diharapkan untuk melayani masyarakat dengan baik.

PERUBAHAN MATERI

by



Perubahan materi adalah perubahan sifat suatu zat atau materi menjadi zat yang lain baik yang menjadi zat baru maupun tidak. Perubahan materi terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Perubahan Materi Secara Fisika atau Fisis
Perubahan fisika adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal bentuk, wujud atau ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat baru.
Contoh perubahan fisis :
a. perubahan wujud
- es balok yang mencair menjadi air
- air menguap menjadi uap
- kapur barus menyublim menjadi gas, dsb
b. perubahan bentuk
- gandum yang digiling menjadi tepung terigu
- benang diubah menjadi kain
- batang pohon dipotong-potong jadi kayu balok dan triplek, dll
c. perubahan rasa berdasarkan alat indera
- perubahan suhu
- perubahan rasa, dan lain sebagainya
2. Perubahan Materi Secara Kimia
Adalah perubahan dari suatu zat atau materi yang menyebabkan terbantuknya zat baru. Perubahan
Contoh perubahan kimia :
a. bensin biodiesel sebagai bahan bakar berubah dari cair menjadi asap knalpot.
b. proses fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan yang merubah air, sinar matahari, dan sebagainya menjadi makanan
c. membuat masakan yang mencampurkan bahan-bahan masakan sesuai resep menjadi masakan yang dapat dimakan.
d. bom meledak yang merubah benda padat menjadi pecahan dan ledakan


KLASIFIKASI MATERI

Penyusun materi
Materi dapat tersusun dari substansi murni atau tunggal  yang  terdiri  dari  satu  unsur  atau  beberapa  unsur  yang membentuk suatu senyawa. Materi juga dapat tersusun dari senyawa campuran, yang tercampur secara homogen atau heterogen.


Substansi murni :
Materi yang mempunyai sifat dan komposisi tertentu.

Unsur :
Substansi murni  yang  tidak  dapat  dipisahkan  menjadi  sesuatu yang lebih sederhana, baik secara fisika maupun kimia, mengandung satu jenis atom. Contoh: hidrogen, oksigen.
Senyawa :


Terbentuk dari ikatan antara atom penyusunnya, dan dapat dipisahkan secara kimia menjadi unsur penyusunnya.
Contoh: air (H2O), gula, CaCO3.

Campuran :
Materi  yang  tersusun  dari  beberapa  substansi  murni,  sehingga mempunyai sifat dan komposisi yang bervariasi. Contoh: gula + air menghasilkan larutan gula, mempunyai sifat manis yang tergantung pada komposisinya.
Campuran homogen :
Mempunyai  sifat  dan  komposisi  yang  seragam  pada  setiap  bagian campuran, tidak dapat dibedakan dengan melihat langsung.
Contoh: garam dapur dan air.

Campuran heterogen :
Mempunyai  sifat  dan  komposisi  yang  bervariasi  pada  setiap  bagian campuran,  dapat  dibedakan  dengan  melihat  langsung  (secara  fisik terpisah).
Contoh: gula dan pasir.


Top Ad 728x90